Diskriminasi yang dialami perempuan hamil di tempat kerja semakin tinggi dan menjadi masalah diskriminasi terbesar yang dilaporkan dalam hubungan industrial di Australia. Komplain yang masuk ke badan ombudsman Fair Work Australia menunjukkan sekitar 28 persen laporan berhubungan dengan masalah kehamilan, lebih tinggi dibanding 21 persen yang berhubungan dengan diskriminasi fisik.
Menurut Fair Work, untuk pertama kalinya di tempat kerja di Australia perempuan hamil mengalami diskriminasi paling tinggi. Dari 235 laporan di tahun 2013, sekitar 28 persen berhubungan dengan masalah kehamilan.
Sejumlah pengamat mengatakan, data ini menunjukkan bahwa kian banyak tempat kerja yang masih memiliki pandangan kolot tentang perempuan hamil.
Fair Work menindaklanjuti 76 laporan, tiga di antaranya dibawa ke pengadilan. Menurut komisioner Fair Work Elizabeth Broderick, para pimpinan di tempat kerja perlu mengubah perilakunya.
"Ini jelas menunjukkan bahwa diskriminasi terhadap perempuan hamil terus terjadi di Australia," katanya.
Berdasarkan UU hubungan industrial di Australia, perempuan berhak mengambil cuti hamil dan melahirkan dan berhak untuk kembali ke pekerjaannya semula setelah itu.
Tempat kerja juga dilarang membuat situasi yang menyebabkan pekerja perempuan merasa tidak nyaman untuk hamil.
Komnas HAM Australia mengadakan penelitian atas isu diskriminasi perempuan hamil ini dan diharapkan mengumumkan hasilnya awal tahun depan.
Artikel :
Solusi :
- Belajar tidak membenci, karna dapat membahayakan diri sendiri bahkan orang lain.
- Mencoba berinteraksi dengan kelompok lain yang berbeda.
- Mengkaji ulang antara “kita” dan “mereka”. Pengkategorian ulang ini akan menimbulkan pandangan yang berbeda dengan sebelumnya.
- Pelajaran multiculturalisme harus dimasukkan kedalam pendidikan nasional dan dimulai sejak kecil.