Selasa, 24 Mei 2011

Aspek-aspek & peran ideologi pancasila

Aspek alamiah ketahanan nasional yang meliputi:
Posisi dan lokasi geografi Negara, dimana dapat dilihat bahwa NKRI terletak sangat strategis. Karena diapit oleh dua samudra maupun dua benua. Hal ini membuat Indonesia mendapat keuntungan dari posisi tersebut sehingga perlulah pengawasan yang tepat agar tidak terjadi kecurangan yang dibuat dari pihak asing yang mau melintas di Negara ini.
Keadaan dan kekayaan alam, dengan bentuk Indonesia yg terbentang sebagai negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang besar serta berada tepat di garis khatulistiwa. Hal ini membuat Indonesia memiliki banyak sumber daya yang berpotensi menghasilkan keuntungan untuk rakyat Indonesia. Sehingga perlulah penanganan yang tepat agar semua kekayaan alam Indonesia dapat dinikmati semua pihak terutama rakyat Indonesia.
Keadaan dan kemampuan penduduk,dengan pertumbuhan angka kelahiran yang sangat pesat, menyebabkan Indonesia memiliki sumber daya manusia yang melimpah. Walaupun begitu masih banyak didapati pengangguran yang banyak di Indonesia. Oleh sebab itu, perluasan lapangan perkerjaan pun harus ditingkatkan. Selain kuantitas, kualitas dari penduduk juga harus ditingkatkan. Agar SDM tersebut dapat membangun Indonesia menjadi lebih baik.

Aspek sosial dan kemasyarakatan:
Ideologi merupakan suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi. Dalam ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa. Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia. Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.
Politik yang berarti kekuasaan (pemerintahan) atau kebijaksanaan. Terbagi dalam dua bentuk, yaitu: dalam negeri dan luar negeri. Ketahanan pada aspek politik dalam negeri berarti sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Kepemimpinan nasional yang mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat. Sedangkan Ketahanan pada aspek politik luar negeri berarti meningkatkan kerjasama internasional yang saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia. Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional.
Sosial adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, solidaritas yang merupakan unsur pemersatu. Wujud ketahanan sosial yaitu dengan menciptakan hubungan yang baik satu sama lain antara tiap individu yang memiliki status sosial yang berbeda-beda. Sekaligus menciptakan kehidupan bermasyarakat yang saling bersatu untuk memajukan negara indonesia.
Budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta, rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar dan alamiah tampa unsur paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya lainnya. Wujud ketahanan budaya tercemin dalam kehidupan sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
Pertahanan dan keamanan mengandung pengertian kesemestaan daya upaya seluruh rakyat indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara RI. Wujud ketahanan keamanan tercemin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

Peranan ideologi Pancasila dalam perkembangan Bangsa Indonesia saat ini:
Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme dan fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Disamping itu yang patut diwaspadai adalah pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang kini semakin kuat. Ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh asing untuk dikotak kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan terhadap ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Pemahaman Nasionalisme yang berkurang
Di saat negara membutuhkan solidaritas dan persatuan hingga sikap gotong royong, sebagian kecil masyarakat terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih mengutamakan kelompoknya, golongannya bahkan negara lain dibandingkan kepentingan negaranya. Untuk itu sebaiknya setiap komponen masyarakat saling berinterospeksi diri untuk dikemudian bersatu bahu membahu membawa bangsa ini dari keterpurukan dan krisis multidimensi.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa, adat istiadat hingga berbagai macam agama dan aliran kepercayaan. Dengan kondisi sosiokultur yang begitu heterogen dibutuhkan sebuah ideologi yang netral namun dapat mengayomi berbagai keragaman yang ada di Indonesia.
Karena itu dipilihlah Pancasila sebagai dasar negara. Namun saat ini yang menjadi permasalahan adalah bunyi dan butir pada sila pertama. Sedangkan sejauh ini tidak ada pihak manapun yang secara terang terangan menentang bunyi dan butir pada sila kedua hingga ke lima, kecuali Hizbut Tahrir Indonesia yang secara terang terangan menentang pasal ke 4. Namun hal itu akan dibahas lain kali.
Sila pertama yang berbunyi “ketuhanan yang maha esa” pada saat perumusan pernah diusulkan oleh PDU PPP dan FDU (kini PKS) ditambah dengan kata kata “… dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya“ sejak saat itu dikenal sebagai Piagam Jakarta. Namun dua ormas Islam terbesar saat itu – hingga kini yaitu Nahdatul Ulama dan Muahmmadiyah menentang penerapan Piagam Jakarta tersebut, karena dua ormas Islam tersebut menyadari bahwa jika penerapan syariat Islam diterapkan secara tidak langsung namun pasti akan menjadikan indonesia sebagai negara Islam dan secara “fair” hal tersebut dapat memojokan umat beragama lain. Yang lebih buruk lagi adalah dapat memicu disintegrasi bangsa terutama bagi provinsi yang mayoritas beragama non Islam. Karena itulah sampai detik ini bunyi sila pertama adalah “ketuhanan yang maha esa” yang berarti bahwa Pancasila mengakui dan menyakralkan keberadaan Agama, tidak hanya Islam namun termasuk juga Kristen, Katholic, Budha dan Hindu sebagai agama resmi negara.
Akibat maraknya parpol dan ormas Islam yang tidak mengakui keberadaan Pancasila dengan menjual nama Syariat islam dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa. Bagi kebanyakan masyarakat indonesia yang cinta atas keutuhan NKRI maka banyak dari mereka yang mengatasnamakan diri mereka Islam Pancasilais, atau Islam Nasionalis.

Referensi:

http://www.slideshare.net/imp0et/ketahanan-nasional
http://mercusuarpos.com/nilai-nilai-ideologi-pancasila-mulai-luntur/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar