Perseteruan Indomie, eh Indonesia dengan Taiwan masih berlanjut. Terbetik kabar kalau yang dicekal Taiwan dari Indonesia bukan hanya mie instan, tapi juga permen dan gula. Kabarnya karena ada zat yang dilarang di Taiwan, mirip seperti kasus Indomie.
Sebagian pengamat menduga ini bagian dari perang dagang antar negara. Memang bisa saja sih, mungkin Taiwan ini memproteksi industri mie dalam negeri mereka. Atau mungkin ada motif-motif ekonomi yang lain. Dalam persaingan dagang global, adalah hal yang wajar bila pihak penguasa / negara melakukan proteksi terang-terangan atau lewat cara halus, seperti mengangkat kasus.
Menarik mengamati reaksi pengguna internet, khususnya facebook dan twitter ketika menyikapi penarikan Indomie dari Taiwan. Mayoritas berpendapat pro pada Indomie. Menurut mereka (sama seperti para pengamat) ini hanya akal-akalan dari Taiwan untuk perang dagang. Bahkan di Twitter muncul akun Front Pembela Indomie (FPI). Selain perang dagang, pendapat lain menyebutkan mereka sudah terbiasa makan mie instan ini dan sehat-sehat saja kok.
Reaksi miring atau negatif muncul juga. Namun ditujukan pada BPOM, lembaga negara yang mengurusi keamanan pangan. Nada sinis dan tidak percaya pada kredibilitas BPOM mengemuka. Contohnya : "BPOM dibayar berapa oleh Indofood? " Ini menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat pada aparat pemerintah masih rendah.
Namun umumnya reaksi para pengguna internet adalah membela Indomie. Entah karena sudah terbiasa makan Indomie atau lebih percaya pada kriteria FDA (Amerika) yang diikuti BPOM. Ataukah ini salah satu bentuk nasionalisme ekonomi yang dipunyai rakyat Indonesia? Seperti dalam jinglenya ...Indomie....Presidenku...eh...seleraku.....
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar